Langsung ke konten utama

Ketika Cinta Berada Dalam Pilihan Sulit



Cinta tidak selamanya berada dalam keadaan hangat dan penuh pilihan, kadang sesuatu menjadi absurd dan tiada kejelasan karena hati memang bukan matematika yang bisa diramal masa depannya. Pahit manis sudah menjadi tanggungan kehidupan yang sebenarnya bisa diperjuangkan bersama teman dan dengan keteguhan jiwa.

Suatu saat kita merasa kecewa dan merasa tidak seharusnya kita mencintai orang ini. ini bukan masalah harus dan tidak harus melainkan lebih kepada perasaan mau dan tidak mau. Ketika kita mau memberi dengan tulus iklas dan dengan kesediaan hati yang lapang maka tidak ada kata pantas saat kita mencintai orang lain. Mengapa kita begitu memilih cinta saat sebenarnya semua orang butuh cinta, mengapa semua seseorang mencintai karena kebutuhannya bukan karena apa yang bisa mereka berikan. Nyatanya mereka yang kandas karena cinta sebenarnya karena mereka tidak pernah memikirkan dan melakukan apa yang seharusnya dilakukan.
ilustrasi
pict source
Saat kita ingin bercerai maka apa yang kita pikirkan? Tentu saja bukan cinta dan kebersamaan melainkan masalah harta benda, kekayaan duniawi hingga masalah pemenuhan akan kebutuhan. Cinta hanyalah jembatan yang menghubungkan individu satu dengan individu lainnya, saat tidak ada cinta maka tidak akan ada kebersamaan dan kasih sayang. 
Begitu mudahnya kita memilih orang yang sejalan dan tidak sejalan dengan kita dan menganggap bahwa dia bukan cintaku. Terkadang orang yang tidak sejalan tersebut adalah orang yang mampu merubah wujud pikiran dan hati kita untuk menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Cinta sejati bukanlah masalah kita akan hidup berdampingan dengan visi yang sama melainkan saling melengkapi diantara keterbatasan manusia untuk menghadapi kejamnya dunia.
Sulit untuk memaafkan namun mudah untuk menuntut adalah awal dari kandasnya cinta dalam diri seseorang. Cinta tidak selamanya selalu menggunakan akal sehat karena sejatinya manusia dikarunia hati dan perasaan sebagai penangkap maksud-maksud tertentu yang tidak mampu dikelola oleh ilmu pengetahuan. Sekolah dan pendidikan tinggi memang tidak pernah mengadakan seminar tentang masalah cinta namun bukan berarti alasan untuk tidak bisa mencintai dan dicintai. 
Saat ingin memiliki seseorang maka kita akan berbuat apapun dengan resiko apapun. Saat ingin mendapatkan cinta seseorang akal dan hati digunakan namun setelah mendapatkannya tidak akan seperti pada awalnya. Cinta sejatinya tidak akan pernah sama daripada masa lalu yang pernah terlewati sehingga manusia dikaruniai umur untuk belajar dan terus belajar mengerti dan memahami apa yang belum bisa dilakukan.
Hidup itu perkara apa yang kita bisa berikan kepada orang lain bukan apa yang kita bisa dapatkan. Mengapa takut jika teman sejati dan keluarga selalu ada di samping kita saat beribu masalah datang menghadang? Cinta itu tidak selalu seperti yang dibayangkan, saat orang lain bertindak kasar dan selalu menyakiti hati kita kadangkala merekalah yang benar-benar mencintai kita. Manusia hidup dan didik oleh peristiwa dan fenomena yang akan menjadi bekal dalam kehidupan, adakah kita pernah belajar dari alam?
Memaafkan dan melupakan orang yang pernah menyakiti kita, memberi harapan kepada orang yang menaruh harapan kepada kita serta memberikan kebahagiaan bagi mereka yang sedih. Saat semua terjadi begitu alami manusia malah justru bertingkah seperti robot yang kaku dan dingin jiwanya. Dan ternyata cinta adalah masalah menguasai diri sendiri dan memberikan apa yang bisa kita berikan kepada orang lain tanpa meyakiti mereka.   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

High Context Dan Low Context

Secara umum, masyarakat di Indonesia sangat erat hubungannya dengan high context yang sebenarnya dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya masyarakat Jawa yang dipengaruhi oleh budaya sopan santun dalam berbicara dan berusaha menjaga sikap dalam bergaul menjadi aspek penting dalam terciptanya high context.

Istilah Njawani; Filosofi Pedoman Perilaku

Filosofi Njawani dan Falsafah Jawa  - Diartikan sebagai orang Jawa yang hidup dengan nilai-nilai dan ajaran-ajaran leluhurnya. Banyak sekali orang yang berasal dari suku Jawa masih memakai tuntunan tersebut untuk bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain yang sesama suku ataupun berbeda budaya. Pedoman hidup untuk berperilaku, berpikir serta bagaimana cara untuk mencapai tujuan masyarakat Jawa pada umumnya diarahkan untuk tidak melukai sesama bahkan mengajak mereka untuk selaras.

Komunikasi Konvergen ala WILBUR SCHRAMM

Dia membuat serangkaian model komunikasi dimulai dari model komunikasi manusia yang sederhana sampai model yang rumit yang memperhitungkan pengalaman dua individu yang mencoba berkomunikasi hingga ke model komunikasi yang dianggap interaksi dua individu.