Langsung ke konten utama

Galau Sebagai Perilaku Latah


Hampir sebagian besar anak muda jaman sekarang tahu dan sangat dekat dengan istilah galau. Kata ini sebenarnya sudah ada sejak dahulu dan dinyatakan baku di Kamus Besar Bahasa Indonesia. Mungkin kata lainnya yang memiliki keadaan yang sama dengan galau adalah risau, bagi saya kata tersebut menjelaskan tentang kondisi psikologis seseorang yang "complicated" dimana cenderung merasakan kebingungan, resah dan tak menentu.
Hingga saat ini populernya kata galau di kalangan anak muda memang belum diketahui secara pasti namun ada peran media dan jejaring sosial yang turut menyebarkan dan mengangkat kata ini sehingga menjadi dikenal dan kemudian populer diucapkan. Media modern seperti internet yang sekarang dapat diakses secara mudah dan murah mampu menimbulkan dunia sosial tersendiri, seperti halnya Facebook, Twitter dan beberapa media chat di smartphone, contoh: Line, BBM, dan sejenisnya (Instagram, Path dll). Jadi bagaimana bisa produk-produk teknologi tersebut menyebarkan tren?
Selalu, terdapat kecenderungan bagi para pengguna jejaring sosial untuk mengekspos tentang sebagian peristiwa dan bagian diri mereka yang mereka alami untuk dibagikan kepada orang lain melalui dunia maya. Dalam hal ini secara sadar atau tidak sadar akan menembus sebagaian privasi dari diri mereka yang kemudian tujuan selanjutnya adalah untuk menarik simpati dan perhatian orang lain bahkan fans sekalipun. Perhatian ini dapat diketahui dari beberapa fasilitas jejeraing sosial tersebut seperti jumlah followers di Twitter, jumlah teman, jumlah orang yang "suka" terhadap status atau foto serta jumlah orang yang berkomentar di dalamnya. 


Menyempitnya Arti Makna Galau
Ternyata dibalik popularitasnya, kata galau yang beredar di anak muda sudah mengalami arti yang lebih spesifik. Secara umum di dunia maya, galau dijadikan sebagai suatu kondisi hati/pikiran yang sedang resah karena/akibat dari hidup menjomblo, sulit jodoh atau bahkan ditolak cintanya atau sedang putus cinta. Fenomena ini menjelaskan bahwa galau dalam perkembangannnya menjadi sebuah kata yang melekat dengan problem percintaan.


Latah Mengucapkan Galau
Saat sedang malam minggu dirumah sendiri tanpa kekasih, ataupun tiba-tiba teringat akan mantan, ataupun sedang merenungi nasib diri yang tidak kunjung mendapatkan tambahan hati maka status jejaring sosial yang akan ditulis adalah kata "galau". Di Twitter hashtag dengan kata #Galau, ataupun status-status di malam minggu yang mencerminkan hati yang sedang galau seperti "jodoh ada di tangan Tuhan" kemudian ada teman yang berkomentar dengan satu kata: "Galau" :D


akhir kata, galau itu pilihan. Terimakasih
salam dari penulis



Komentar

Postingan populer dari blog ini

High Context Dan Low Context

Secara umum, masyarakat di Indonesia sangat erat hubungannya dengan high context yang sebenarnya dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya masyarakat Jawa yang dipengaruhi oleh budaya sopan santun dalam berbicara dan berusaha menjaga sikap dalam bergaul menjadi aspek penting dalam terciptanya high context.

Istilah Njawani; Filosofi Pedoman Perilaku

Filosofi Njawani dan Falsafah Jawa  - Diartikan sebagai orang Jawa yang hidup dengan nilai-nilai dan ajaran-ajaran leluhurnya. Banyak sekali orang yang berasal dari suku Jawa masih memakai tuntunan tersebut untuk bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain yang sesama suku ataupun berbeda budaya. Pedoman hidup untuk berperilaku, berpikir serta bagaimana cara untuk mencapai tujuan masyarakat Jawa pada umumnya diarahkan untuk tidak melukai sesama bahkan mengajak mereka untuk selaras.

Komunikasi Konvergen ala WILBUR SCHRAMM

Dia membuat serangkaian model komunikasi dimulai dari model komunikasi manusia yang sederhana sampai model yang rumit yang memperhitungkan pengalaman dua individu yang mencoba berkomunikasi hingga ke model komunikasi yang dianggap interaksi dua individu.