Langsung ke konten utama

Lionel Messi; Ratapan Jomblo Dan Silogisme Dalam Eskpresi Kegagalan



Lionel Messi adalah pemain sepakbola, dia terlihat kecewa bahkan menangis berderai air mata saat gagal mengeksekusi tendangan penalty vs Chile pada Copa America 2016. Seperti biasa, urusan pribadi Messi yang menangis layaknya kodrat manusia pada umumnya menjadi berita luar biasa karena media. Tak hanya sampai di situ, publik terpaksa mengkonsusmsi celoteh manusia-manusia lainnya yang menganggap tangisan pesebakbola terbaik dunia itu adalah sikap cengeng yang di dramatisir.


Masalahnya adalah bukan pada Messi yang gagal memasukkan bola ke jaring lawan melainkan logika absurd yang disajikan untuk menarik perhatian. Fenomena dan kiprah seorang Messi selalu menjadi bahan yang legit untuk bahan obrolan "ibu-ibu PKK" atau bakul-bakul pasar. Obrolan bias ini akan membawa kepada silogisme absurd keseharian sebagai bentuk komunikasi ngrasani. (ngrasani "bahasa Jawa" = mengguncingkan dari belakang)

Ekspresi spontan Messi ingin pensiun timnas malah membawanya kepada sudut pembicaraan baru. Maka pokok persoalan dari angle pemberitaan media adalah cukup simpel
"Messi nyaris juara 4x beruntun"
"Messi gagal penalty"
- Messi kecewa karena gagal juara (lagi) -

Logikanya Messi yang 4x masuk final namun gagal merebut juara masih mending daripada timnas Indonesia yang terbilang gagal total atau barangkali lebih baik dari mereka yang mencomooh tangisan Messi
"Messi nyaris juara 4x beruntun"
"Para pencemooh masih sibuk komen di sosmed"
- Segagal-gagalnya Messi masih lebih gagal para pencemooh- 

Jika sikap Messi memang sudah tidak berubah maka ini bukan berita baik bagi para penggemar bola bahkan pihak sponsor, sebaliknya keputusan pensiun dini dari seorang Messi justru akan ditanggapi girang oleh para penggemar "bola-bolaan". Maka ada dan tidaknya seorang Lionel Messi tidak akan berpengaruh bagi kehidupan pribadi sebagian orang.
"Messi nyaris juara 4x beruntun"
"malam minggu kamu masih sedih karena jomblo"
- nyaris juara masih jauh lebih baik daripada nyaris pacaran -


Komentar

Postingan populer dari blog ini

High Context Dan Low Context

Secara umum, masyarakat di Indonesia sangat erat hubungannya dengan high context yang sebenarnya dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya masyarakat Jawa yang dipengaruhi oleh budaya sopan santun dalam berbicara dan berusaha menjaga sikap dalam bergaul menjadi aspek penting dalam terciptanya high context.

Istilah Njawani; Filosofi Pedoman Perilaku

Filosofi Njawani dan Falsafah Jawa  - Diartikan sebagai orang Jawa yang hidup dengan nilai-nilai dan ajaran-ajaran leluhurnya. Banyak sekali orang yang berasal dari suku Jawa masih memakai tuntunan tersebut untuk bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain yang sesama suku ataupun berbeda budaya. Pedoman hidup untuk berperilaku, berpikir serta bagaimana cara untuk mencapai tujuan masyarakat Jawa pada umumnya diarahkan untuk tidak melukai sesama bahkan mengajak mereka untuk selaras.

Komunikasi Konvergen ala WILBUR SCHRAMM

Dia membuat serangkaian model komunikasi dimulai dari model komunikasi manusia yang sederhana sampai model yang rumit yang memperhitungkan pengalaman dua individu yang mencoba berkomunikasi hingga ke model komunikasi yang dianggap interaksi dua individu.